OVERHEMD NBRC Vol.1
Tidak bisa dipungkiri ketika list order
sedang penuh deadline pun harus
tepat waktu, dan mau gk mau
kita sbg konsumen/seller/
user harus rela menunggu,
karena yg jadi prioritas
pihak produksi bukan dari
besar budget atau
kuantitas order, tapi yg
lebih dahulu masuk list
itulah yg di dahulukan,
terkecuali order kita
mendesak dgn alasan
yg logis ada
pertimbangan.
Sablon manual
tidak bisa dianggap sepele,
untuk naik cetak saja ada
beberapa steps mulai dari
print out film,
screening/apdruk, registered,
QC screen, sampai pada naik
cetak lalu finishing. Tidak
seperti halnya digital
printing yg bisa
ditunggu dan langsung
jadi saat itu juga.
Konsep desain yang
rumit bisa menjadi bahan
pertimbangan apalagi kalau di
tambah dgn banyaknya
area cetak yg di muat
dalam satu mockup
kaos, tidak seperti pada
umumnya yg bergambar
bagian depan dan belakang.
Selain memakan waktu yg
tidak bisa singkat, juga
kemungkinan membuat
budget bertambah.
Desain seringkali menjadi
problem ketika kita
sebagai konsumen
mengirimkan desain untuk
di cetak kemudian file nya
tidak mendukung, misalnya
gambar hasil dari google,
editing hp, atau sketsa yang
kurang jelas. desain
gambar tersebut tentu
harus di trace atau
bahkan di re-design
terlebih dahulu
sebelum di cetak.
Ketersediaan bahan baku merupakan
tolak ukur dlm produksi konveksi
dan sablon, dari sekian
banyak warna, jenis bahan, lot/seri
dan ketebalan kain seringkali
ketersediaannya sulit ditemui di
tempat-tempat tertentu karena
keterbatasan stok dan
banyaknya permintaan.
Oleh karena itu pihak
vendor harus PO ke
pabrik kain dengan
jumlah yg banyak,
atau menunggu stok
ready kembali.
Komentar
Posting Komentar